2.2.14

Jodoh Pasti Bertemu

Licin, gaya, dan terlihat gentleman, begitulah Afgan yang saya yakin jadi dambaan tiap Ibu untuk jadi menantunya. Tapi saya tidak tertarik sama sekali untuk mengeksplorasi dia lebih jauh haha bukan selera saya soalnya.. Saya hanya pinjam judul salah satu lagunya sebagai tema tulisan saya kali ini.

Saya ingat betul ada seorang teman yang pernah bilang pada saya 'jodoh itu pertemuan' dan itu jauuuh sebelum Afgan mengeluarkan single-nya yang nge-hits itu XD. Saya mengartikannya begini. Yang menjadi jodoh di kehidupan kita ini merupakan hasil dari pertemuan. Bagaimanapun itu bentuk pertemuannya. Jadi saya pribadi lebih suka beranggapan bahwa jodoh tidak melulu soal pasangan hidup, kekasih, atau cinta-cintaan. Dan setiap pertemuan dengan jodoh itu membuka kesempatan. Kesempatan dimana kita sadar tidak sadar akan menjalani pilihan untuk merubah bentuk kesempatan tadi menjadi 'ikatan yang lebih erat' atau 'perpisahan'.

Contohnya, di Sabtu siang kita asyik baca koran lalu melihat lowongan pekerjaan yang terlihat seru. Kamu coba apply dan ternyata berbuah manis panggilan interview. Nah itu dia polanya: bertemu lalu ada kesempatan. Setelah itu kita akan berada di titik 'pilihan' seperti yang sudah saya tulis beberapa baris diatas. Ikatan yang lebih erat atau perpisahan. Tidak selalu kita yang menjatuhkan pilihan lho. Disini Tuhan turun tangan lewat aksi di sekitar kita. Di contoh yang saya ambil tadi misalkan situasinya kita gagal mendapatkan pekerjaan tsb. Disini Tuhan seakan-akan mencoba menyampaikan kebijakan-Nya lewat pihak HRD perusahaan tadi, 'ini bukan jodoh kamu, sayang'. Kalau kita berpikir begitu, segalanya terasa lebih ringan bukan? Lalu saya ingin sekali memberi tambahan di judul single Afgan tadi,

Jodoh pasti bertemu, tapi bertemu belum tentu jodoh.

© Kumaori Jun

Di balik jodoh atau tidaknya kita dengan apapun itu, ada juga hadiah luar biasa dari Tuhan yang tidak semua orang mendapatkannya. Kita sering menyebutnya 'kesempatan kedua'. Saya sempat berhenti mengetik dan senyum-senyum sendiri, karena bagian ini yang belakangan membuat saya merasakan haru biru. Jodoh gak kemana, cyin!

Sebagai kaum hawa yang senang memperbarui isi lemarinya, pasti otomatis senang berbelanja dong. Gawatnya saya ini tipe yang lebih senang memperbarui lemari buku daripada lemari baju. Jadi kalau melihat sepatu atau baju bagus saya selalu pikir berkali-kali dulu baru memutuskan untuk memboyong pulang. Jeleknya, saya sering kehilangan kesempatan untuk memiliki benda yang saya taksir. Di rumah pun jadi kepikiran, menyesal sangat-sangat kenapa dulu tidak langsung ambil. Padahal kalau bertemu buku bagus, rolling eyes sebentar sok-sok mikir tapi akhirnya beli juga di detik itu.

Belakangan ini saya baru sadari saya banyak mendapat kesempatan kedua :) Sepatu hak tinggi yang menghantui saya setiap malam, beberapa bulan setelah penyesalan tsb, berhasil saya dapatkan dalam keadaan diskon 50%+20% di sebuah mall yang tak sengaja saya datangi. Padahal sepatu itu sudah hilang ditelan bumi. Kalung dengan bandul dari bahan resin transparan berisi kelopak bunga yang dikeringkan juga sama. Kami bertemu kembali setelah ganti tahun! Ingin teriak rasanya pas melihat benda itu ada di dalam genggaman. Dress warna favorit yang nyaris nekat saya beli dengan ukuran lebih besar karena ukuran badan saya sudah tidak ada, saya dapatkan dari tempat lain, malah dihadiahkan oleh pacar waktu itu. Yeay!

Mungkin kalau mau coba ingat-ingat ada banyak benda yang bisa saya labeli 'jodoh'. Seandainya tidak ada kesempatan kedua pun, saya yakin pertemuan yang baru nanti tidak kalah berharganya. Kejutan-kejutan di setiap pertemuan dan perjalanan dalam menemukan jodoh itu akan selalu seru. Jodoh itu spesial. Jodoh itu unik. Ada bumbu drama sah-sah saja kan?

No comments: