Berlebihan ya pemilihan judulnya, namun itulah yang terjadi di tahun terakhir kuliah saya, pemberontakan terhadap Ibu saya sendiri. Sejak kecil saya ini anak rumahan. Anteng, kutu buku, tidak pernah main sampai baju kotor, apalagi pulang terlambat, bahkan jatuh dengan luka di badan.
Di suatu masa tenang, saya nekat ikut Reef Check Karimun Jawa, acara tahunan Marine Diving Club Universitas Diponegoro. Lho acaranya positif kan? Kenapa perlu kenekatan? Haha jelas karena saya tidak bisa berenang! Ibu saya marah besar karena tiba-tiba saya menelepon meminta izin sementara saya sudah ada di stasiun, siap naik kereta menuju Semarang. Alhasil naik kereta sambil mata bengkak. Sepanjang perjalanan isi hati tidak karuan (walau kenyataannya sampai lokasi langsung senang-senang haha!).
Di suatu masa tenang, saya nekat ikut Reef Check Karimun Jawa, acara tahunan Marine Diving Club Universitas Diponegoro. Lho acaranya positif kan? Kenapa perlu kenekatan? Haha jelas karena saya tidak bisa berenang! Ibu saya marah besar karena tiba-tiba saya menelepon meminta izin sementara saya sudah ada di stasiun, siap naik kereta menuju Semarang. Alhasil naik kereta sambil mata bengkak. Sepanjang perjalanan isi hati tidak karuan (walau kenyataannya sampai lokasi langsung senang-senang haha!).
Selamat datang! Naik kapal, lepas sandal, leyeh-leyeh!
Ini kali pertama saya berenang di tengah laut, loncat dari kapal, tanpa pelampung, di atas gugusan terumbu karang yang cantik. Saya percaya saja dengan orang-orang yang bilang kalau berenang di laut jauh lebih mudah dari di kolam renang. Kenyatannya memang begitu sih, apalagi dibantu kaki katak. Tidak perlu yang namanya pelampung! Lagipula di sekitar saya banyak yang akan menolong kalau saya kenapa-kenapa (polos dan bodoh memang beda tipis).
Looking at the same sky, wishing on the same stars,
and swimming on the same sea!
Oh ya kembali ke perihal kudeta, pesan moral untuk diingat baik-baik adalah restu orangtua itu restu Tuhan. Berhasil membuat Ibu saya resah, rasanya Tuhan kurang 'melancarkan' acara saya ini.
1. Dari tiga hari melaut, cuma hari pertama saya bisa ikut turun ke air. Ya ya diluar dugaan 'datanglah si bulan'. Dua hari di tengah laut itu saya cuma (sok) sibuk foto-foto. Mati gaya! Lama peserta turun ke laut biasanya sekitar satu sampai dua jam per spot. Sementara dalam satu hari bisa pergi ke dua sampai tiga spot penyelaman. Kebayang kan jenuhnya?
11-12 seperti anak itu. Karena jobless, saya hanya geletakan di deck.
Mau manusia, mau barang, siapa saja, di mana saja, silakan geletakan.
2. Di hari ketiga melaut, badai datang! Pertama kalinya saya mengalami badai di tengah laut, di dalam kapal kecil pula! Ombak tinggi, langit gelap, hujan deras turun. Acara penyelaman otomatis dihentikan. Saya ingat betul teman-teman yang masih di dalam air ditarik dengan tali ke permukaan karena terbawa ombak. Jangkar diturunkan sementara kapal dalam keadaan 'terparkir' terombang ambing ke segala arah selama beberapa jam. Semua penumpang terdiam dalam udara dingin campur rasa lapar campur bau m**tah. Maklum karena kapal yang saya naiki kapal kecil, rasa diayun-ayunnya sangat 'menghanyutkan'. Korban (mabuk laut) pun berguguran.
JASA LAUT. Jasamu memang luar bi(n)asa!
3. Dapat oleh-oleh kulit hitam, bahkan terhitam dalam sejarah kehidupan saya. Paling ekstrim itu ada di ujung hidung. Saat mengelupas, kulit yang baru warnanya putih. Efeknya sungguh tragis seperti panu di wajah XD Dan legamnya kulit ini baru hilang setelah beberapa bulan.
Saya tidak pernah cerita soal 'sentilan' dari Tuhan ini ke Ibu saya. Cukup saya yang tahu (biar gak malu juga sih). Kemungkinan besar nanti akan saya ceritakan ke anak saya agar dia tidak seperti saya-bisa berenang maksudnya-dan sekali lagi, pesan moralnya adalah restu Orangtua itu restu Tuhan.
Tulisan di balik dinding ruang kemudi yang selalu silau:
Ya Allah, lindungilah sepanjang pelayaran kami. Amin.
2 comments:
dika si anak nekat :p tapi laut emang cantik banget sih, sulit ditolak
Setelah berhubungan dengan Wilson selama tujuh tahun, dia putus dengan saya, saya melakukan segala kemungkinan untuk membawanya kembali tetapi semuanya sia-sia, saya sangat menginginkannya karena cinta yang saya miliki untuknya, saya memohon kepadanya dengan segala sesuatu , Saya membuat janji tetapi dia menolak. Saya menjelaskan masalah saya kepada seseorang secara online dan dia menyarankan bahwa saya harus menghubungi seorang spell caster yang dapat membantu saya melemparkan mantra untuk membawanya kembali tetapi saya adalah tipe orang yang tidak percaya pada mantra, saya tidak punya pilihan selain mencobanya, Maksud saya seorang spell caster bernama Dr AKHERE dan saya mengirim email kepadanya, dan dia mengatakan kepada saya tidak ada masalah bahwa semuanya akan baik-baik saja sebelum tiga hari, bahwa mantan saya akan kembali ke saya sebelum tiga hari, dia membaca mantra dan mengejutkan di kedua hari, sekitar jam 4 sore. Mantan saya menelepon saya, saya sangat terkejut, saya menjawab panggilan telepon dan yang dia katakan adalah bahwa dia sangat menyesal atas semua yang terjadi, bahwa dia ingin saya kembali kepadanya, bahwa dia sangat mencintai saya. Saya sangat senang dan pergi kepadanya, itulah bagaimana kami mulai hidup bersama dengan bahagia lagi. Sejak itu, saya telah berjanji bahwa setiap orang yang saya kenal yang memiliki masalah hubungan, saya akan membantu orang tersebut dengan merujuk dia ke satu-satunya caster mantra yang nyata dan kuat yang membantu saya dengan masalah saya sendiri dan yang berbeda dari semua yang palsu di luar sana. Siapa saja bisa memerlukan bantuan spell caster, emailnya: AKHERETEMPLE@gmail.com
atau
call / whatsapp: 2349057261346 Anda dapat mengirim email kepadanya jika Anda membutuhkan bantuannya dalam hubungan Anda atau apa pun. HUBUNGI DIA SEKARANG UNTUK SOLUSI UNTUK SEMUA MASALAH ANDA
AKHERETEMPLE@gmail.com
atau
panggilan / whatsapp: 2349057261346
\
AKHERETEMPLE@gmail.com
Post a Comment